Rabu, 13 Juli 2011

MAU DIBAWA KEMANA NEGARA INI!

Ilmu pengetahuan umum yang kita miliki haruslah dipergunakan dengan jujur, jangan menipu dayakan orang-orang bodoh, bersaing dengan ulama itu mendapat malu dan terhina, maka Allah memasukkan orang tersebut ke neraka.

Zaman ini merupakan cermin brutalisme manusia terhadap kehidupannya, sehingga tercipta kebebasan itu yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan merupakan perlawanan terhadap ilmu pengetahuan. Sebab orang yang menganut kebebasan melakukan sesuatu dengan hak azasinya, memperjelas orang tersebut cara berpikirnya anti agama anti Tuhan yang sangat menentang al-quran dan sunnah Rasullullah SAW.

Allah menciptakan segala sesuatu dan allah juga memelihara segala sesuatu. Dan hidup kita harus dipagar dengan kerelaan hati kepada allah SWT, supaya allah ridho kepada kita. Maka keselamatan hidup itu adanya ridhonya allah SWT. Harus diperhatikan pula dalam siang hari seharusnya kita mengetahui ada perubahan hari ini dari hari kemarin, dimana diri kita memaksakan kekuasaan Allah SWT. Adapun diri kita ini dalam ruang kehidupan dan waktu yang menghampiri kematian kita.

Kita sekarang ini berada disebuah negara Indonesia, baik di kota maupun di desa. Terjadi suatu arus okultisme atau ilmu sihir dalam melakukan kejahatan hawa nafsu dan kejahatan materi sehingga mandeknya berpikir tentang Allah SWT dan Rasullullah SAW.

Tidaklah heran jika saat ini demokrasi itu sangat tidak dikehendaki ketuhanan maha esa yang melegalisir hukum syariat Islam sebagai landasan bangsa Indonesia. Maka muncullah orang-orang yang menyukai kesetatan berpikir dan kesesatan dalam memilih kehidupan dari persoalan ini, memperjelas bahwa manusia yang tidak percaya dan tidak menyakini Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, maka manusia itu menjadi penghasut dan penentang kebenaran al-quran dan sunnah Rasullullah SAW.

Kalau berbicara tentang globalisasi, patut setiap orang di negara ini mengetahui glonalisasi itu harus melihat institusinya yang terdiri dari PBB, IMF, Bank Dunia, Bank ABD dan WTO. Jika Indonesia berhutang kepada institusi ini berarti ummat Islam atau bangsa Indonesia menjadi budaknya orang kafir. Kita pun tersungkur oleh takafur, bahwa orang-orang yang berkuasa sesungguhnya mereka adalah wajahnya memakai topeng dan bermulut manis untuk menutupi kejahatan hatinya yang sebenarnya, perbuatannya penuh khianat pada Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar