Jumat, 14 Februari 2014

TEORI BALANSING PADA ALAM SEMESTA MERUPAKAN KEKUASAAN ALLAH SWT ATAS KETENTUANNYA

Gunung merupakan tiang bumi mengikuti putaran beratnya bumi dalam magnetisme garis lintang bumi dengan matahari dan cakrawala langit tak bertepi. Apabila isi bumi terus menerus dikuras, maka bumi pun bertambah cepat gerakannya yang menimbulkan gempa, longsor. Lalu ruang dan waktu makin terasa cepat membuat hari terasa cepat dan jam makin mempersingkat tanda waktu sehari semalam. Dalam Al-Qur'an dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 2, Allah berfirman : Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui. Kitab Zabur, Taurat dan Injil belum lengkap. Maka Al-Qur'an lah yang melengkapi kitab-kitab terdahulu. Al-Qur'an itu merupakan cahaya yang menerangi alam raya yang diciptakan Allah SWT. Cahaya Al-Qur'an itu pula yang menyuburkan akal dan pikiran manusia dalam melihat ilmu Allah SWT di alam semesta. Tiang bumi itu gunung-gunung sedangkan atapnya langit. Keseimbangan bumi dengan tiangnya tergantung dari sikap dan tindakan manusia. Apabila manusia itu keluar jalur dari Al-Qur'an dengan mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, maka terjadilah perbuatan perusakan bumi yang mengalami gempa, longsor, badai dan banjir. Indonesia adalah bagian terkecil dari alam semesta. Penduduknya ber Ketuhanan Yang Maha Esa yang mewajibkan menegakkan dan menjalankan hukum-hukum syariat Islam, tetapi kelihatan enggan untuk mengamalkan Al-Qur'an. Bahkan kaum kafir nya bersekutu dengan umat Islam melakukan pengrusakan alam. Sehingga hidup di Indonesia sangat cepat rasanya. Tahun serasa cepat, hari menjadi singkat. Jarum jam seperti terseret oleh perputaran bumi. Tidak heran penduduk Indonesia saat ini ketakutan oleh bayangannya sendiri. Sikap hedonisme, materialisme, cinta jabatan, cinta kekuasaan dan cinta perempuan, mengakibatkan penduduk Indonesia saat ini tidak jelas mana orang Islam dan mana orang kafir. Ajaran agama dapat dicampur adukkan asal mendapat keuntungan jabatan, harta dan perempuan. Pluralisme agama menjadi acuan pemikiran dalam beragama. Sehingga muncullah toleransi agama yang disalahgunakan. Kerukunan agama menjadi alat politik. Apa yang kita dapati dan akan kita rasakan jika gempa, longsor, badai atau topan dan banjir. Kita melihat orang menangis karena kehilangan hartanya, rumahnya dan apa yang dimilikinya. Apakah mereka tidak menangis karena kehilangan iman dan Islamnya ? Maka umat Islam di seluruh Indonesia bersatulah untuk Islam yang satu. Bersatulah umat Islam India, umat Muslim Pakistan, umat Muslim Tionghoa, umat Muslim Timur Tengah yang tinggal di Indonesia. Bersatu untuk Islam yang Satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar