Senin, 14 Oktober 2013

PENGANUT PATUNG BUDHA TIDAK PUNYA ANDIL DALAM KEMERDEKAAN INDONESIA. JANGAN COBA MENJADI KAPITALIS DAN IMPERIALIS TERHADAP BANGSA INDONESIA.

Piagam Jakarta merupakan naskah otentik pembukaan UUD'45 dan naskahnya itu disusun oleh Panitia Sembilan Bentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Terdiri dari : Ir.Soekarno - Mohammad Hatta - A.A.Maramis - Abikusno Tjokrosujoso - Abdul Kahar Muzakir - H.Agus Salim - Achmad Subardjo - Wachid Hasyim - dan Muhammad Yamin. Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Piagam Jakarta disebutkan : Berkewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya. Namun setelah pemberontakan komunis yang ketiga kalinya pada 1998, yang mereka sebut sebagai Reformasi'98 (yaitu penganut demokrasi, penganut sekuler, penganut komunis, penganut liberal dan kaum munafik) mengamandemen UUD'45 tahun 2002, maka yang menolak keras Ketuhanan Yang Maha Esa Mewajibkan Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluknya. Ketuhan Yang Maha Esa ini sangat ditentang keras oleh PKS (Partai Keadilan Sejahtera), PAN (Partai Amanat Nasional) dan WALUBI (penganut agama budha). Diperingatkan sekali lagi dengan keras kepada umat budha, jangan melawan umat muslim di Indonesia ! Umat budha di Indonesia hanyalah menumpang hidup. Jangan sampai umat muslim memperlakukan dengan buruk dan mengusir umat budha seperti yang terjadi di Myanmar dimana mayoritas penganut budha dengan seenaknya membunuh, membakar masjid dan mengusir umat muslim dari negerinya. Sekarang waktu umat budha berpenduduk 9 juta jiwa mau menguasai tanah dan pulau di Indonesia melaui Partai Demokrat yang didukung umat budha. Menurut dokumen dewan dakwah Islamiyah, PKS, PAN dan penganut patung budha (WALUBI) sangat anti Pancasila dan sangat anti hukum-hukum syariat Islam. Begitulah kenyataannya penganut demokrasi itu anti Pancasila dan anti Islam. Namun menamakan diri partai Islam. Hal itu memperjelas orang munafik dan penganut budha hanyalah topeng saja. Tetapi sebenarnya adalah komunisme yang beraliran agama zionisme yaitu agama qaballa yang menjalankan okultisme yaitu ilmu sihir penyembah setan lucifer yang menyamarkan diri sebagi patung budha. Prof. Kasman Singodimedjo mengingatkan Piagam Jakarta sebenarnya adalah Gentlemen's Agreement dari bangsa ini. Sayang kalau generasi selanjutnya justru mengingkari sejarah. Al-Qur'an menyebutkan orang yang tertipu dengan yang terburuk sebagai berikut : "Maka apakah orang yang dijadikan syetan menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan ? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendakinya dan menunjuki siapa yang dikehendakinya. Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Suatu komunikasi itu muncul ketika ada pemikiran dari suatu ilmu pengetahuna, tetapi komunikasi tidak boleh terlepas dari pedoman Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Komunikasi yang bebas menurut pemikiran manusia saja akan menghasilkan relativisme. Indonesia akan dihormati dan disegani bila warga Nahdlatul Ulama, warga Muhammadiyah, warga PERSIS, warga SALAFI dan ormas-ormas Islam bersatu padu untuk Islam yang satu dalam menegakkan dan menjalankan hukum perdata dan hukum pidana syariat Islam untuk kejayaan negara dan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar