Selasa, 12 November 2013
AJARAN PLATO TERHAPUS OLEH AL-QUR'AN DALAM SURAH AL-JAATSIYAH AYAT 5. BERSATULAH UNTUK ISLAM YANG SATU SUPAYA KEMBALI KEPADA AL-QUR'AN DAN SUNNAH RASULULLAH SAW
Orang-orang rasionalis mengutarakan sesuatu yang sudah pasti. Membuang segala hal yang gaib atau persoalan yang belum jelas di depan mata. Padahala kepastian itu bukan dari adanya idea. Kepastian menurut pemikiran yang berdandarkan kepada Al-Qur'an bukan dari suatu idea. Begitu Islam berada di dunia ini supaya pikiran dan pemikiran manusia jangan sampai tumbuh dari idea. Pemikiran manusia harus muncul dari rasa iman dan Islam yang berpedoman kepada Al-Qur'an. Itulah prinsip dasar munculnya idea.
Plato menyebutkan mencari kebenaran harus ditemukan melalui idea. Pemikiran Plato ini sangat bertentangan dengan Al-Qur'an. Manusia tidak usah lagi mencari kebenaran dengan idea, karena sudah ada Al-Quran. Di dalamnya terdapat ayat-ayat Al-Qur'an. Banyak ditemukan kebenaran tentang baik dan jahat. Tentang berguna atau sia-sia. Tentang kehidupan dan kematian.
Plato menatakan manusia itu bodoh, apa yang dipelajarinya merupakan imajinasi saja. Munculnya imajinasi itu karena berahi ideologi manusia terhadap kebutuhan. Hal itu bertentangan dengan Al-Qur'an dalam surah-surah dan ayat-ayatnya. Teori pengetahuan Plato tentang suatu idea itu adalah keindahan. Tidak jelas keindahan itu melalui pandangan kasat mata atau tidak jelas apakah keindahan lahir batin dan banyak lagi pertanyaan tentang keindahan. Plato menganggap idea sebagai agama yang dapay mencari keindahan dan kesenangan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW.
Al-Qur'an memperjelas rasa keindahan dan keindahan itu apabila manusia mengerjakan shalat dan berdzikir adalah kesenangan dan keindahan hidup.
Tidak heran Plato tidak beragama dan tidak bertuhan. Sebabnya idea itu sangat bertentangan dengan Rukun Iman dan Rukun Islam. Idea selalu memberangus ajaran agama dan sering pula idea itu nerusak akhlaq manusia jika idea itu menentang agama dan menentang Tuhan.
Dalam Al-Qur'an disebutkan ada tiga macam akal. Pertama akal orang kafir. Kedua akal orang munafik. Ketiga akal orang beriman dan berIslam.
Pertama akal orang kafir menurut Plato idea itu muncul dalam ruang gelap. Akalnya mencari lampu untuk menerangi gelap. Maka muncul idea sebagai suatu penangkal keputusasaan manusia dalam menghadapi kehidupannya.
Idea Plato memunculkan dewa-dewa sebagai penentuan manusia itu senang atau menderita. Kemudian idea tuhan dewa itu melahirkan sikap suara rakyat-suara tuhan yang memperjelas kekuasaan tuhan itu berada di tangan manusia. Maka disebutlah sebagai DEMOKRASI.
Kedua akal orang munafik. Dibentuk oleh nafsu yang penuh berahi. Kehadiran orang munafik dari ide Plato yang menyebutkan manusia dapat berubah ide akalnya disebabkan ketidakpastian pemilikannya sehingga manusia munafik ini seperti bunglon. Atau disebut juga manusia yang memakai topeng-topeng supaya dapat mengelabuio orang-orang disekitarnya bahwa kejahatan dan kelicikannya yang dilakukannya. Orang lain akan ragu atau bimbang menyebut manusia munafik itu sebagai orang jahat.
Ketiga akal orang beriman dan berIslam. Cakrawala idea dan pikirannya adalah Al-Qur'an, sunnah Rasulullah SAW, para sahabat Nabi, empat madzhab :Syafei, Hambali, Hanafi dan Maliki. Dari sinilah akal orang beriman mendapatkan idea dan pemikiran hidup yang penuh keyakinan dan ketundukan kepada Allah SWT.
Plato adalah penyembah dewa yang diciptakannya sendiri. Orang munafik penyembah berhala dunia yaitu harta tahta dan wanita. Orang-orang beriman dan berIslam keyakinannya kepada Allah SWT muncul dari melihat, mempelajari dan merasakan ciptaan Allah SWT itu tersurat dalam Al-Qur'an pada surah Al-Jatsiyah ayat 5. Allah berfirman : Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya. Dan pada perkisaran angin terdapat pada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal.
Plato adalah penyesat yang menciptakan demokrasi yang berdasarkan suara rakyat-suara tuhan merupakan semboyan para anti agama anti Tuhan.
Ajaran Plato dibuat tidak berkutik oleh Surah Al-Mu'minuun ayat 52 yang terjemahannya sebagai berikut : Sesungguhnya agama tauhid ini adalah kagama kami semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, naka bertaqwalah kepadaKU.
Seruan inilah yang meyakinkan kita bahwa umat Islam diseluruh Indonesia dan dunia harus bersatu padu untuk menegakkan hukum-hukum syariat Islam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar