Senin, 01 Desember 2014
TERUSLAH BERKIBAR MERAH PUTIH. JANGAN BIARKAN BENDERA PALU ARIT BERKIBAR. INDONESIA HARUS BERDARAH ISLAM DALAM PANCASILA DAN UUD 45
Kejujuran beriman dan berIslam, kejujuran berpikir dan berbicara. Kejujuran itu buah dari cinta kepada Allah dan cinta Rasulullah SAW. Janganlah merasa tertindas atau tersakiti dalam melakukan kejujuran. Biarkan orang lain membenci keujuran kita. Sebab kita meyelamatkan negara dan bangsa kita, termasuk menyelamatkan orang yang membenci kita.
Manusia yang mengembangkan ilmu pemikiran manusia tidak membenci jawaban pada situasi atau kondisi kehidupan manusia. Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW adalah kita ilmu Allah yang menyelamatkan dunia ini dari kehancuran. Jika mau menjadi manusia terbaik di mata Allah, janganlah mencampur adukkan kebenaran yang diturunkan Allah SWT dengan membenarkan yang haram menjadi halal.
Saat ini bangsa Indonesia pendidikan mau dipisahkan dari negara oleh sekelompok kebebasan pers, sekulerisme dan liberalisme dan komunis dan munafik supaya pendidikan dapat liar tidak lagi di bawah pegawasan pemerintah atau negara berdasarkan Pancasila. Umat muslim di seluruh Indonesia harus mengetahui para ulama atau majelis ulama Indonesia hendaknya dijadikan petunjuk jalan dalam mencapai masyarakat Islami. Namun kenyataannya membiarkan pendidikan mau dirusak oleh orang-orang non-muslim. Supaya Ketuhanan Yang Maha Esa itu lenyap dari sekolah maupun di universitas. Orang-orang anti Islam itu menghendaki agama Islam itu hanya tinggal nama saja maunya Nasakom.
Sesungguhnya Allah telah menurunkan Al-Qur'an yang mengandung kebenaran mutlak. Bagi orang-orang yang menentang Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW adalah orang-orang yang malang dan sangat merugikan mereka di akhirat. Al-Qur'an memperingatkan dalam surah Muhammad Ayat 25 yang terjemahannya sebagai berikut : Susungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang, kepada kekafiran sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah berbuat dosa dan memanjangkan angan-angan.
Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar di seluruh alam semesta. Manusia tidak dapat melarikan diri dan bersembunyi di segala tempat. Hati yang durhaka mencela Allah SWT akan didengar Allah. Perbuatan dosa akan dilihat, sekalipun manusia menyembunyikannya dalam "topeng". Manusia itu sebenarnya lemah dan tidak memiliki kekuasaan di dunia. Terhadap sesama manusia, akhirnya manusia berkuasa lalu menindas sesama manusia.
Almarhum Presiden Soeharto menyatakan bahwa lebih dari kesemarakan kita menginginkan kedalaman dalam kehidupan beragama. Kesemarakan seringkali hanya menyetuh pada ulitnya saja, sedangkan kedalaman menyangkut kematangan isinya. Bahwa kekuatan dan daya perubahan yang mau tidak mau masuk ke dalam lingkungan kehidupan masyarakat, justru terletak pada kedalam penghargaan agama. Dengan tidak megurangi segi kesemarakkannya. Saya minta perhatian para ulama dan pemuka agama untuk makin memperhatikan segi kedalaman keberagaman masyarakat. Saya sadar bahwa hal ini bukan masalah yang mudah. Tetapi demi ketahanan bathin bangsa, mental maupun spiritual, segi ini harus ditangani (dokumen Deppen RI).
Bersatulah bangsa Indonesia dengan shalat dan zikir. Barsatulah bangsa Indonesia menegakkan hukum-hukum syariat Islam. Bersatulah bangsa Indonesia untuk negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar