Minggu, 27 Juli 2014

FILSAFAT CONFUCIUS MENINGGALKAN TUHAN YANG DIRUNTUHKAN AL-QUR'AN DALAM SURAH AL-AN'AM AYAT 130

Filsafat Confucius adalah pemikiran manusia intelektual yang tidak beragama akibat ilmu pengetahuan yang dipelajarinya dengan melihat realitas dijadikannya sebagai etika. Padahal dinasti chou mencurigainya sebagai anti pemerintah. Realitas sebenarnya perbuatan salah dan benar tidak dapat dijadikan perubahan. Sebab hal itu sudah takdir Allah SWT, bukan dari perbuatan. Allah menentukan segala sesuatu di alam semesta ini. Di masa lalu dan di saat ini kelihatan roh atau jiwa masyarakat penuh kegelisahan akibat kehidupannya. Kedamaian dan kebahagiaan rohani dan jasmaninya telah hilang akibat ketidakpastian itu muncul karena tidak melihat suatu kenyataan hidup. Saat ini yang tidak dapat memberikan kemakmuran kepada masyarakat di tanah yang subur. Filsafat Confucius menunjukkan kepada titik individu. Baginya manusia itu diajarkan kualitas masyarakat bukan oleh agama. Sentralisasinya adalah budaya. Confucius untuk menemukan hakikat moral yang ada dalam budaya masyarakat. Bagi kehidupan ini yang tertinggi adalah humanisme. Dalam ajaran Islam tidak ada kata netral. Islam mengajarkan bersikap keimanan dan ketakwaan. Maka orang Islam harus berpihak kepada orang Islam. Dalam Al-Qur'an disebutkan orang kafir, orang musyrik, dan orang munafik memperlihatkan anti Islam, anti kepada Allah dan Rasulullah SAW. Filsafat etika Confucius menyatakan kehidupan dan tindakan itu atau perbuatan manusialah dapat ditemukan etika. Hal ini menjadi sumber pemikiran Confucius bahwa suatu permasalahan dan perbuatan manusia karena perbuatan itu layak bagi manusia. Realita itu ukuran materialistis. Hal ii penyebab manusia menjadi budak nafsu. Bisa saja dalam realita kehidupan itu dari biologis, materialistis sehingga hawa nafsu terhadap perempuan, kepada jabatan, pada kekuasaan dan harta. Maka jika manusia bercermin kepada realita, berarti manusia masuk ke dalam dunia gelap tidak dapat malihat yang baik dan buruk. Filsafat Confucius ini diruntuhkan Al-Qur'an dalam surah Al-An'am ayat 130, yang terjemahannya sebagai berikut : Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-Rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini ? Mereka berkata " Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri " Kehidupan dunia telah menipu mereka dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. Menjadi teranglah dunia denan ayat-ayat Qur'an, bahwa apapun yang dipikirkan dari pemikiran manusia tanpa bersandar kepada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW. Memperjelas manusia berbohong dan menyesatkan dengan ilmu pengetahuannya. Marilah umat Islam diseluruh Indonesia bersatu padu untuk Islam yang satu, supaya kita tidak terpedaya lagi oleh para intelektual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar