Minggu, 27 Juli 2014

KEBEBASAN PERS MEMBUAT TV SWASTA DAN SURAT KABAR MEMBINASAKAN BUDAYA ATAU PERADABAN INDONESIA

Reformasi 1998 identik dengan penciptaan komunis gaya baru memperburuk kondisi Indonesia di bidang manapun. Apalagi dari pemberontakan komunis gaya baru ini muncul kebebasan pers dimana orang-orang komunis, sekuler, liberal, penganut demokrasi dan orang-orang munafik menjadi insan pers sehingga agama dan Pancasila dan UUD 45 tidak dijadikan sebagai dasar insan pers melaksanakan tugasnya. Jenderal berbintang lima yaitu almarhum Presiden Soeharto mengatakan kalau didalami Al-Qur'an terasalah kesadaran yang sedalam-dalamnya mengenai hubungan dengan Tuhan. Kesadaran mengenai hubungan manusia dengan alam semesta dan kesadaran mengenai hubungan manusia dengan manusia. Setelah Presiden Soeharto berhenti dengan kemenangan pemberontakan komunis yang ketiga kalinya, muncul TV swasta di mana-mana seolah jamur yang tumbuh di musim hujan. Peradaban Indonesia mulai runtuh. Budaya Indonesia berganti bau dengan budaya liberal dan kapitalisme. Tayangan-tayangan yang muncul di televisi swasta, moral agama dan kemanusiaan yang adil dan beradab lenyap dianti perempuan-perempuan buka baju, setengah telanjang, buka paha, sehingga masyarakat melihat lelaki dan perempuan tidak ada adat istiadatnya. Sesungguhnya agama pada dasarnya sangat mementingkan masalah kemampuan mengendalikan diri. Orang yang tidak mampu mengendalikan diri dianggap sebagai terjerat oleh dirinya sendiri. Hawa nafsu yang dicela oleh agama. Demikian almarhum Presiden Soeharto (Dok Deppen) Sejak NKRI tidak lagi berada dalam pemerintahan almarhum Presiden Soeharto, negara ini makin rusak akiat perbuatan komunis gaya aru yang ati TNI dan Polri dan Umat Muslimin sehingga kebebasan pers yang dijalankan televisi swasta memperlihatkan mau merubah Indonesia menjadi tidak berbudaya dan tidak memiliki peradaban. TV swasta hanya memperlihatkan taringnya anti kepada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW dan rukun iman rukun Islam. Adu domba, memutar balikkan fakta, berbohong-bohong, khianat, licik dan bagai serigala berbulu landak. Tak bisa dipelihara dan tidak bisa ditobatkan insan pers seperti inilah paling banyak sehingga komunis cina, zionis israel, yahudi amerika menjadi satu berkumpul dan berkomplot dalam demokrasi. Hati-hatilah dengan demokrasi yang dianut oleh komunis gaya baru seperti peringatan Al-Qur'an dalam surah Al-Israa ayat 73 yang terjemahannya sebagi berikut : Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau sudah begotu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat setia. Wahai umat Islam berhati-hatilah, marilah kita bersatu padu untuk Islam yang satu dengan Pancasila dan UUD 45. Kita tegakkan dan jalankan hukum-hukum syariat Islam untuk umat Islam sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar